@aviucil

Jumat, 08 November 2013

cerpen kebudayaan


Double Date Pesona Wayang Klitik
                                Ketika sang surya mulai menampakkan warna keemasannya .  Semilir angin membawa kehangatan dipagi hari yang cerah ini. Kicau burung mengalun lembut bersamaan gemericik air yang mengalir di sela bebatuan. Telihat jelas suasana pedesaan yang enak dipandang oleh mata. Keindahan alam yang yang seolah membuat mataku terpukau oleh Agung-Nya kuasa Allah. Terdapat keramaian di dalamnya, para penjual sudah memenuhi jalanan maupun pasar.
                Hai, maulida ning desane kene kok rame to ?gak koyo biasane yo.. emange ono opo leh.? Tanya seorang pemuda yang tampan, tinggi dan gaya bicara yang sok keren.
                Men, kowe lali opo nglali to? Mengko bengi iku ono pertunjukan wayang klitik. balas Maulida seorang gadis kecil mungil nan ayu rupanya.
                Ono acara opo si. ? tanya romen dengan raut wajah penasaran sembari mengingat ingat.
                Men2, kowe ki wes pikun yo ?, mengko kan ono acara sedekah bumi utowo syukuran desa amargi hasil panen melimpah ing desa Wonosoco  kita yang tercinta ini. jawab maulida dan mencoba menjelaskan.
*
                Sambil melihat lihat para penjual yang sedang berjualan, Maulida mengajak Romen untuk membeli makanan diantara penjual yang sudah menempatkan diri di pasar sejak dini hari tadi. Selang beberapa menit Maulida dan Romen sudah membeli makanan yang mereka butuhkan, kemudian mereka melanjutkan perjalanannya ke kantor desa ( tempat pertunjukan wayang diadakan ) untuk melihat persiapan persiapan yang dilakukan oleh panitia sedekah.
                Maulida,sedekah bumi atau syukuran hasil panen iku opo to ?. tanya Romen.
                Lho, kowe gak ngerti to men ? sedekah bumi utowo syukuran hasil panen iku bentuk rasa syukur kito karo Gusti Allah amargi ingkang Kuwasa menehi panen sing melimpah akih . jelas Maulida.
                Maulida, hubungan sedekah bumi karo pertunujukan wayang iku opo to ya ? . Tanya Romen (sambil menggaruk kepalanya ).
Maulida dengan menatap Romen Hubungane yoiku.. sedekah lan wayang kulit inggih punika satu kesatuan adat istiadat ingkang sampun kalampah pirang pirang tahun umpamane wayang iku gak di gawe pertunjukkan iso gawe panen tahun ngarep kuwi gagal.
Di sela-sela perbincangan Romen dan Maulida tiba-tiba Avi dan Lian datang menghampiri. Mereka juga ingin ikut menonton persiapan pertunjukan wayang klitik. Lalu, mereka berempat pergi ke kantor balai desa. Selama dalam perjalanan ke balai desa, mereka melihat-lihat pameran dan para pedagang yang berjualan. Ketika sampai di Balai Desa Romen terkagum karena persiapan-persiapannya sudah matang.
‘‘ Wah, sae tenan ya pamerane opo maneh mengko bengi.. ” ucap Avi
  Lhah iyaaa dong. Balas Maulida.
 Sekitar jam empat sore, meraka berempat pulang dan akan kembali ke Balai Desa nanti malam untuk menonton pertunjukkan wayang klitik.
Mengko ojo lali yo kumpul neng kene meneh. ” jelas Maulida.
**
                Pukul delapan malam Balai Desa Wonosoco sudah ramai di penuhi para pengunjung dan para pedagang. Semua antusias menonton pertunjukkan wayang klitik tapi Maulida dan Romen belum sampai ditempat. Avi dan Lian lama menunggu, hingga akhirnya tiba tiba Romen dan Maulida menepuk pundak mereka berdua. Avi dan Lian serentak mereka berkata ciyeeeeee..
                Mereka berempatpun sangat menikmati salah satu budaya di desanya itu yaitu pertunjukan wayang klitik bagi mereka,  pertunjukan wayang klitik itu sanagt menarik, bisa menambah wawasan bahwa kebudayaan seperti itu seharusnya dilestarikan dan sebenarnya kebudayaan yang ada di Indonesia sangat banyak dan belum terdeteksi. So, kita sebagai generasi muda perlu melestarikan dengan menjaganya kalo perlu kenalkan kepada negara luar.



Finir


Created by : Cak Mat, Ginanjar, Ucil, Titin  R.A







Tidak ada komentar:

Posting Komentar